Rabu, 22 Februari 2023

Sistem Kontrol Regrigerasi

Suatu unit refrigerasi memerlukan sistem pengontrolan secara otomatik agar dapat beroperasi dengan efektif dan aman serta ekonomis sesuai kebutuhan pengguna. Pada prinsipnya sistem pengontrolan ini harus mampu memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk keperluan otomatisasi, proses ini meliputi tiga kategori fungsi yaitu sebagai berikut :

  1. Fungsi mengatur dan mengontrol kondisi ruang,
  2. Fungsi memberikan proteksi dan perlindungan,
  3. Fungsi operasi yang lebih ekonomis.
 Fungsi pengatur kondisi ruang

Agar sistem pengontrolan yang digunakan dapat melaksanakan fungsi ini maka diperlukan alat deteksi dan aktuasi yang akan memonitor kondisi ruang setiap saat melalui berbagai alat deteksi yang digunakan dan kemudian mengadakan pengaturan seperlunya untuk mencapai kondisi yang diinginkan melalui peralatan aktuasi yang digunakan. Peralatan ini antara lain thermostas, damper, katup dan relai.

Fungsi proteksi dan perlindungan

Sistem pengontrolan yang digunakan harus mampu memberikan fungsi proteksi dan pengaman untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin sedini mungkin terhadap bahaya kerusakan fatal. Dalam hal ini sistem kontrol yang digunakan harus mampu mencegah terjadinya suhu tinggi atau suhu yang berlebihan dan bahaya kebakaran. Adapun jenisnya yaitu Oil pressure control, suction pressure regulator, limit switch, motor overload protection dan smoke detector.

Fungsi operasi ekonomis

Sistem kontrol yang digunakan harus mampu menjaga operasi mesin pada tingkat yang paling ekonomis dengan mengatur konsumsi energi yang digunakan pada waktu ke waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan beban. Misalnya konsumsi air, bahan bakar atau tenaga listrik yang digunakan pada saat beban refrigerasi turun di bawah batas normalnya.

Menurut jenisnya maka fungsi sistem kontrol dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu sebagai pengontrol starting, pengontrol operasi dan pengontrol kondisi ruang.

  • Fungsi Starting/stoping

Pengontolan starting dapat berupa sistem kontrol tunggal (kerja on/off) tidak tergantung sistem lainnya atau dapat berupa operasi sekuen yang melibatkan lebih dari sistem aktuasi. Misalnya motor kompresor, pompa air dan fan.
  • Fungsi Pengontrol Operasi
Pengontrol operasi pada prinsipnya mengontrol operasi mesin pada tingkat yang paling efektif dan aman. Sistem kontrol ini dapat mencegah mesin dari bahaya kerusakan fatal degan melindunginya terhadap adanya suhu dan tekanan yang berlebihan dan bahaya kebakaran. Sistem kontrol ini dapat berfungsi sebagai pengontrol kapasitas pada saat mesin sedang bekerja atau pada saat starting sehingga diperoleh operasi yang ekonimis. Misalnya Higt - low pressure control, time delay relay, temperature limit kontrol.
  • Fungsi pengontrol kondisi ruang
Pengontrol ini berfungsi sebagai pengantar kondisi ruang. Sistem kontrol yang digunakan harus mampu mendeteksi kondisi di dalam ruang dari waktu ke waktu meliputi suhu, tekanan dan kelembaban udara dalam ruang dan selanjutnya melakukan berbagai pengaturan untuk menjaga kondisi ruang tetap berada pada batas-batas perencanaannya.

Dilihat dari cara peralatan kontrol yang digunakan terdapat beberapa jenis alat kontrol yang dapat digunakan, peralatan kontrol tersebut dibedakan menjadi 4 klasifikasi yaitu :
  1. Sistem kontrol elektrik
  2. Sistem kontrol pnumatik
  3. Sistem kontrol elektronik
 Sistem kontrol elektrik
Alat kontrol yang digunakan pada sistem kontrol elektrik bekerja bila mendapat penguatan tenaga listrik. Untuk alasan keamanan operator atau pemakai maka digunakan jala-jala beregangan rendah (24 volt). Sistem ini mendeteksi kondisi ruang, misalnya suhu dan tekanan fluida atau laju aliran berbagai medium untuk keperluan transfer panas. Peralatan kontrol ini akan menggerakkan suatu switch atau relai yang terhubung ke sistem kontrol starting atau sistem kontrol operasi untuk mengontrol motor, boiler/burner, damper atau katub/solenoid.


Sistem kontrol pnumatik
Berbagai peralatan deteksi dan aktuasi dapat dirancang dengan menggunakan sistem pnumatik yang menggunakan udara tekan dari kompresor udara sebagai tenaga penggeraknya. Tekanan kerja udara tekan dari kompresor yang diijinkan untuk keperluan kontrol pnumatik adalah 15 psi dan pendistribusiannya dilakukan melalui pipa tembaga.
Adapun jenis komponen kontrol yang telah dirancang oleh pabrikannya : thermostat, pressure regulator, katup dan damper.

Sistem kontrol elektronik
Prinsipnya sistem kontrol elektrik, pnumatik dan elektronik adalah sama. Letak perbedaannya berada pada tenaga yang digunakan untuk menggerakannya. Pada sistem kontrol elektronik menggunakan istrumen elektronik yang menghasilkan sinyal digital atapun sinyal analog. Kelebihan sistem kontrol elektronik adalah kemampuan mengukur dan mendeteksi secara cepat dan akurat (presisi).


Demikian ringkasan singkat mengenai sistem kontrol pada siklus regrigerasi yang sering kita jumpai di kalangan masyarakat.

Senin, 20 Februari 2023

Refrigerasi

 SISTEM REFRIGERASI

Dikalangan masyarakat umum kita tidak asing kita mendengar tentang istilah pendingin, baik itu pendingin ruangan, kulkas, friser, softcase, Cold Storage dan masing banyak sebutan lainnya. Perlu dipahami bahwa itu semua adalah Refrigerasi, pengertian dari refrigerasi yaitu suatu proses penyerapan panas yang dihasilkan dari suatu zat atau sejenis produk agar temperaturnya menurun hingga di bawah temperatur lingkungan. Bisa juga sebagai menurunkan (pendinginan), menaikkan (pemanasan) dan menjaga temperatur suatu zat atau ruangan sesuai dengan suhu yang kita inginkan.

Siklus refrigerasi merupakan suatu sistem yang memanfaatkan aliran perpindahan kalor atau panas melalui refrigeran, komponen-komponen utama yang menunjang dalam sistem refrigerasi yaitu :

1. Kompresor

2. Kondensor

3. Katup Ekspansi

4. Evapurator

Adapun penjelasan dari komponen utama sistem refrigerasi yaitu :

1. Kompresor

Kompresor sendiri berfungsi untuk menghisap dan menekan gas refrigerant dari suhu yang bertekanan rendah kemudian akan dimampatkan oleh kompresor kemudian gas tersebut akan berubah jenisnya yang akan menjadi gas bertekanan tinggi setelah adanya proses pemampatan atau kompresi. Adapun jenis-jenis dari kompresor yaitu kompresor torak, rotary, centrifugal, dan screw.

2. Kondensor


Setelah dari Kompresor gas bertekanan tadi didinginkan di Kondensor, Fungsi Kondensor yaitu untuk merubah bentuk gas regrigerant menjadi cairan refrigerant dengan jalan membuang panasnya. pada kondensor terjadi proses kendensasi atau proses pembuangan panas. Adapun jenis-jenis kondensor yaitu Water cooled, air cooled dan Evaporative condenser.

3. Katup Expansi


Letak dari Katup Expansi ini berada setelah dari komponen kondensor. Cara kerja dari katup expansi ini yaitu menjatuhkan tekanan cairan refrigerant sehingga cairan dari refrigerant tersebut akan menjadi uap refrigerant. Modelnya seperti penyempitan aliran dari aliran berdiameter besar kemudian diperkecil alirannya. Adapun jenis katup expansi yaitu Automatic Exp, Thermostatic Exp, Capillary Tube, Distribution Tube.

4. Evapurator


Evapurator terletak di dalam ruangan, Refrigerant yang masuk ke dalam komponen evapurator ini berbentuk gas bertekanan rendah bersuhu rendah. Fungsinya sendiri yaitu sebagai alat untuk proses pertukaran panas yaitu panas ruangan akan diserap oleh komponen ini sehingga ruangan akan menjadi dingin sesuai yang diinginkan. Adapun jenis evapurator yaitu Shell type, Shelf type, Wall Type, Fin Tube with force circulation.

Untuk komponen utama ini wajib ada dalam sistem refrigrasi, bila dalam siklusnya ada salah satu komponen utama tidak berfungsi dengan baik yang pasti akan mempengaruhi kinerja pada komponen-komponen mesin sistem refrigrasi yang lainnya. Alangkah baiknya selalu dilakukan perawatan secara berkala untuk menghasilkan kinerja yang selalu optimal.

Adanya empat komponen ini sebagai satu kesatuan dalam sistem refrigerasi, bila dalam satu komponen ini tidak bekerja dengan baik maka komponen lain juga bisa berpengaruh. Selain adanya kompoen utama pada sistem refrigerasi ada juga komponen-komponen bantu lainnya yang fungsinya tidak kalah penting, adapun komponen bantu tersebut antara lain :

1. Oil Separator

2. Filter Dryer

3. Sight Glass

4. Solenoid Valve

5. Accumulator

6. Heat Exchanger/ Intercooler

7. Presure Switch

8. Receiver

Terkait penjelasannya yaitu :

1. Oil Separator


Alat bantu yang fungsinya digunakan untuk memisahkan minyak pelumas kompresor dengan gas refrigeran sehingga minyak pelumas tidak ikut terbawa oleh aliran gas refrigeran. Untuk letaknya sendiri berada setelah aliran dari kompresor. Kemudian minyak pelumas yang berada di oil separator akan dialirkan kembali ke kompresor untuk melanjutkan proses pelumasan.

2. Filter Dryer


Sesuai dengan namanya alat ini berguna untuk menyaring kotoran yang ikut terbawa atau ikut bersirkulasi pada sistem pendingin, hal ini bisa terjadi ketika awal pemasangan atau saat pengelasan perpipaan. Biasanya ada gram dan kerak dari proses pengelesan yang berada di pipa dalam terkelupas dan tidak bisa keluar. Selanjutnya pada filter dryer ini semacam ada kapas putih didalamnya yang fungsinya untuk menyaring adanya cairan lain seperti air dan minyak pelumas, sehingga setelah keluar dari filter dryer gas refrigeran benar-benar dalam kondisi bersih.

3. Sight Glass


Alat bantu ini berfungsi untuk mendeteksi adanya aliran refrigeran yang sudah mengalir. Selain itu berguna untuk mengecek kondisi kapasitas refrigerant, apabila terdapat gelembung-gelembung udara maka bisa dipastikan aliran kekurangan refrigerant. Namun apabila sebaliknya, kebanyakan refrigerant atau gelembung tidak muncul dipastikan jumlah refrigerant pada sistem terlalu banyak. Yang sesuai dalam pengisian refrigerant yaitu terdapt sedikit gelembung udara namun dalam jumlah normal.

4. Solenoid Valve


Komponen ini dalam cara kerjanya memerlukan aliran listrik dalam mengontrolnya, solenoid valve ini tidak lain yaitu untuk menutup sebuah aliran refrigerant. Bisa jadi aliran ini di cabang maka untuk memudahkan dalam menutup beberapa aliran maka alat bantu ini sangat diperlukan. Biasanya letak solenoid valve ini terletak sebelum aliran refrigerant masuk ke katup expansi.

5. Accumulator 


Letak accumulator berada di keluaran dari evapurator dan sebelum masuk ke kompresor. kegunaan alat bantu ini sendiri yaitu untuk menyaring kotoran dan menyaring cairan lain yang ikut mengalir dalam sistem sebelum aliran menuju ke kompresor. Accumulator tidak jauh berberda kegunaannya seperti filter dryer yang ada.

6. Heat Exchanger/ Intercooler


Alat ini berguna untuk mendinginkan refrigeran dan untuk merubah bentuk dari gas menjadi cair. Alat bantu ini berada salah satu dengan kondensor, alat ini digunakan pada sistem yang memiliki siklus yang menengah besar. dan untuk pertukaran panasnya memanfaatan air laut untuk mendinginkan aliran.

7. Presure Switch


Sesuai dengan namanya alat ini berguna untuk mendeteksi tekanan pada aliran refrigerant, alat ini memudahkan teknisi untuk mengontrol siklus kerja sistem pendingin. cara kerjanya sendiri apa bila pada aliran terdapat tekanan terlalu tinggi atau rendah maka secara otomatis akan mematikan kinerja refrigerant demi untuk menekan adanya kerusakan yang cukup besar.

8. Receiver


Komponen ini berguna untuk menampung cairan refrigerant selama operasi dan untuk menyimpan refrigerant ketika dilakukan perbaikan. Kegunaan lainnya yaitu untuk meningkatkan perubahan dalam muatan refrigerant dan volume cairan, seperti pemuaian dan penyusutan refrigerant karena adanya perubahan suhu.


Demikian penjelasan dalam siklus kerja refrigerasi, terkait komponen bantu senditi tidak semua digunakan pada sistem. Karena dipastikan akan disesuaikan dengan skala/ukuran pemakaian, seperti halnya digunakan pada sistem penggunaan pendinginan ruangan dan pendinginan frizer box untuk temperatur jelas berbeda.

Rabu, 01 Februari 2023

Langkah-langkah mengoprasikan mesin kapal

 

Langkah-langkah mengoprasikan mesin kapal

Pengertian mesin itu sendiri yaitu suatu pesawat bantu bisa juga alat/peralatan yang memberikan fungsi untuk memudahkan atau membantu dalam pekerjaan manusia. Umumnya mesin merubah dari energi mekanik menjadi energi gerak.

Sebelum menghidupkan mesin kapal, alangkah baiknya untuk melakukan beberapa tahapan agar kondisi mesin bisa bekerja secara prima atau baik. Mesin yang baik memang memerlukan perhatian dan perawatan yang cukup agar mesin bisa beroprasi secara jangka Panjang.

Namun bila mengabaikan system perawatan, baik itu perawatan harian, mingguan maupun bulanan tentunya kondisi mesin yang buruk pun yang kita peroleh. Selain itu karena mengabaikan sisyem perawatan maka part mesin pun akan cepat aus.

Untuk menghidupkan mesin ada beberapa yang perlu diperhatian seperti :

1. Kapasitas tangki harian

2. Minyak Pelumas

3. Sistem Pendingin mesin

4. Filter Udara

5. Sistem Start (baik listrik/start botol angin)


Adapun penjabarannya yaitu sebagai berikut :

  1. Kapasitas tangki harian

Tangki harian berfungsi untuk menampung bahan bakar minyak yang akan digunakan untuk mengoprasikan mesin penggerak kapal yaitu mesin induk (ME) dan mesin bantu (AE) yaitu Generator.

  • Pastikan isi bahan bakar terisi cukup, untuk memastikan bisa di lihat pada glas ukur
  • Bila kapasitas bahan bakar di tangki harian kurang bisa ditambahkan terlebih dahulu

  • Pastikan aliran perpipaan dari tangki harian menuju ke filter strainer dan ke mesin tidak ada kebocoran
  • Pastikan filter strainer bersih bebas dari air dan kotoran lainnya
  • Bila dipastikan aman buka kran atau katup penghantar bahan bakar ke mesin 

2. Minyak Pelumas

Minyak pelumas memiliki peran penting selain untuk melumasi dari bagian-bagian komponen mesin yang bergesekan juga memiliki fungsi lainnya yaitu untuk mendinginkan mesin, mencegah terjadinya kebocoran pada gas di ruang bakar, mencegah timbulnya karat dan sekaligus membawa kotoran atau gram hasil gesekan ke filter oli.

  • Pastikan kapasitas minyak pelumas pada batas yang telah ditentukan
  • Untuk memastikan bisa mengecek di stik atau jarum ukur pastikan minyak pelumas di batas garis atas, bila kurang bisa di tambahkan
  • Pastikan untuk menambah minyak pelumas dengan jenis dan merek yang sama
  • Pastikan di karter tidak ada kebocoran minyak pelumas
  • Jika ada pompa manual, pastikan untuk di pompa terlebih dahulu agar minyak pelumas sudah melumasi bagian-bagian komponen mesin yang membutuhkan pelumasan

 3. Sistem pendingin mesin

Pendinginan pada mesin juga sangat diperlukan, ini disebabkan karena bila tidak adanya system pendinginan pada mesin maka suhu mesin akan semakin tinggi yang berakibat mesin akan over heating. Selain itu karena benda logam bila dipanaskan terus menerus akan memuai, ini yang menjadikan mesin akan berhenti seketika dan bisa juga berakibat mesin pecah.

Jadi fungsi dari system pendingin pada mesin yaitu untuk menjaga atau mempertahankan kinerja mesin agar tetap stabil, tidak terlalu panas ataupun tidak terlalu dingin. Proses pendinganannya yaitu air tawar akan didinginkan oleh air laut yang terjadi di heat exchanger.

  • Cek air tawar yang berada di heat exchanger, bila air kurang bisa di tambahkan dahulu
  • Pastikan system perpipaan tidak ada yang bocor
  • Buka katup/kran aliran air laut
  • Pastikan pompa pendingin air laut bekerja dengan baik
  • Pastikan tidak ada kotoran yang menempel pada saluran air laut

 4. Filter Udara


Filter udara memiliki peran penting untuk menyaring debu atau kotoran udara dari lingkungan sekitar, sebelum udara masuk ke ruang bakar, maka udara di saring terlebih dahulu untuk menghindari adanya kotoran yang akan ikut masuk terbawa ke ruang bakar. Akibat yang timbul bila tidak adanya filter udara yaitu kontoran akan dengan mudah masuk dan bisa berakibat tidak sempurnanya penutupan pada katup dan bisa terjadi goresan pada dinding silinder, yang tentunya berakibat kinerja mesin semakin cepat menurun.

  • Cek kondisi filter udara
  • Bila sudah banyak debu dan kotoran yang menempel pada filter sebaiknya dibersihan dahulu atau bila perlu diganti
  • Pastikan system tidak ada yang kendor, berfungsi agar tidak ikut terhisap ke ruang bakar

5. Sistem Start (baik listrik/start botol angin)

Pada start mesin kapal biasanya terdiri dari start mengunakan kelistrikan accu dan ada yang menggunakan start angin bertekanan. Yang mejadi pembeda disini yaitu daya mesin, bila daya mesin cukup besar tentunya start menggunakan kelistrikan accu tidak mampu. Jika dipaksa tentunya memerlukan accu yang cukup banyak dan selain itu ruang penyimpanan dan perawatan juga cukup besar.

Menggunakan Start kelistrikan accu :

  • Pastikan air sir pada accu sesuai batas pengisian, bila kurang bisa di tambahkan
  • Pastikan daya yang tersimpan pada accu mencukupi, bila kurang bisa dilakukan pengisian/ charging hingga daya accu mencukupi
  • Pastikan kabel yang tertancap pada terminal accu tidak longgar
  • Pastikan system dynamo starter terkait kabel-kabel tidak ada yang terputus atau kendor
  • Posisikan braker dari posisi off ke on
  • Bila sudah siap semua mesin bisa di start dengan menarik tuas ataupun menekan tombol start

Menggunakan Start menggunakan angin bertekanan :

  • Pastikan tekanan udara yang berada di botol mencukupi
  • Bila kurang, tambahkan tekanan udara dengan bantuan kompresor angin
  • Pastikan sebelum membuka botol tabung, sebaiknya membuang air yang berada di bawah botol
  • Buka kran botol untuk mengalirkan angin ke system start mesin
  • Bila semua diyakinkan siap, maka mesin siap di start dengan menarik tuas atau menekan tombol start

Perlu sebagai perhatian, bila dirasa perlu berikan pelumasan pada system yang membutuhkan pelumasan sebelum mesin di start.

Jika mesin sudah hidup atau running biarkan mesin bekerja tanpa beban terlebih dahulu, tunggu berkisar antara 5  menit atau lebih ini untuk memastikan kinerja mesin sudah tercapai dan sekaligus memastikan mesin benar-benar prima.

Adapun yang diperhatikan Ketika mesin sudah running yaitu :

  • Pastikan kran botol start mesin sudah tertutup total/ aliran kelistrikan accu dalam posisi off
  • Cek aliran pendingin mesin, pastikan semua aliran bersirkulasi dengan baik
  • Cek Kembali stik/ jarum pelumas oli
  • Cek control pada indicator panel, terkait rpm, thermostat, tekanan pelumas
  • Dengarkan suara mesin dengan teliti, pastikan tiap silinder bekerja dengan baik
  • Bila dirasa cukup dan siap, mesin bisa diberi beban